Kamis, 18 Desember 2008

The Unthinking Majority

Nggak tahu apa yang aneh dalam diriku, kalo lagi susah tidur malah ndengerin lagu yang kasar2 biar lebih cepat terlelap. kalo denger lagu slow bawaannya malah gak bisa tidur dan mikir yang gak karuan.  kemarin malam akui ndengerin lagunya serj tankian, aku malah jadi kepikiran hal yang aneh di dalam pikiranku. judulnya the unthinking majority, menurutku sih artinya dalam bahasa indonesia mayoritas yang tidak berpikir atau mayoritas yang membabi buta. terlepas dari lirik lagu yang sesungguhnya (nggak tahu lirik yang aslinya ngomongnya cepet banget, klo ngomongnya bahasa indonesia aja sulit dihapalin apalagi cas-cis-cus pake bahasa inggris), aku terbawa dalam imajinasiku sendiri.

pesta demokrasi di negara kita sudah dekat. apakah pesta demokrasi itu akan menghadirkan perubahan yang baik kepada negara kita? saya rasa sangat sulit untuk menjawab pertanyaan itu, apalagi jika dilihat faktor 'the unthinking majority' tersebut.

tidak hanya demokrasi di negara kita, setiap negara demokrasi akan sangat riskan terhadap hal ini. apakah betul setiap pemilih itu telah mengenal siapa yang dipilih? apakah betul setiap pemilih memilih seseorang karena ia setuju dengan visi dan misi yang dipilih? apakah betul setiap pemilih bisa membedakan mana janji yang bisa dilakukan dan mana yang diobral? dan bukan hanya di negeri ini saja yang kadang kecewa dengan tokoh terpilih. 

apalah arti demokrasi yang berjalan dengan baik, jujur dan adil jika pemilihnya kebanyakan kaum 'the unthinking majority'. kaum yang tergolong 'cerdas dalam memilih' akan menjadi minoritas di antara kaum yang memilih bukan karena visi dan misi tetapi termakan oleh janji-janji, tertipu politik uang atau bahkan tertipu oleh sosok seseorang yang terlihat wibawa atau bahkan karena faktor keturunan. jika hal ini terus terjadi, maka bagaimana negara akan bisa maju?

jujur saja, di negara kita pemilihnya saya rasa masih banyak yang tidak mengenal visi dan misi dari calon pemimpin. banyak ditemui di pedesaan bagaimana orang tidak pernah mengoreksi kinerja orang yang dipilihnya, mereka punya slogan, "mati urip melu.......(partai yang dipilihnya)".  jika pemilihnya berpikiran seperti ini, bagaimana demokrasi akan berjalan dengan baik, karena orang tidak pernah memberikan efek jera terhadap orang yang dipilihnya jika kinerjanya kurang bagus. apalagi pemilihan legislatif, kontrol terhadap kinerja mereka sangat lemah.

bagaimanakah kita bisa menghilangkan 'the unthinking majority' tersebut? itu merupakan sesuatu hal yang sulit dan jujur saja saya tak tahu caranya :D. pendidikan yang bagus belum tentu juga akan menghadirkan pemilih yang cerdas. di negara yang maju juga belum tentu calon yang paling bagus yang terpilih. begitulah politik, banyak faktor lain yang berpengaruh. di amerika saja banyak pemilih yang ikut-ikutan memilih calon yang akan memenangkan pemilu, apalagi di negara kita :(.

dan bagaimanakah kita harus memilih jika calon yang 'dihidangkan' tidak menarik selera kita? maka banyak orang yang akan golput karena merasa memilih seorang calon hanyalah makan buah simalakama. dan pada akhirnya, kaum 'the unthinking majority' lah yang memenangkan pertempuran. jika ada yang salah dengan tulisan ini tolong dikoreksi, maklum, ini hanyalah pemikiran sebelum tidur oleh mind of idiot.




Tidak ada komentar: